Liburan 23 Hari Di Nepal Yang Menegangkan, Trekking Dari Gokyo - Everest bc - Imja Tse (6189m) 2021
Bagi para pecinta gunung yang ingin menyaksikan Himalaya dan kemegahan Gunung Everest, menjalani rute trekking mencapai kemah-induk titik tertinggi dibumi tersebut merupakan pengalaman yang tak kan terlupakan. Perjalanan jalan-kaki naik turun bukit sejauh 200 km ini sungguh senantiasa diimpikan oleh para pendaki (istilahnya begitu). Meski ada sebagian yang ingin benar-benar merasakan dunia "mountaineering" yang sesungguhnya. Hasrat ini dapat dilampiaskan dengan mendaki salah satu trekking peak di region tersebut yakni puncak Imja-Tse, atau yg sering disebut sebagai Island Peak.
Jika waktu kita terbatas, opsi yang tersedia adalah melalui rute-klasik naik dari sisi Tengboche-ke Everest bc lalu mendaki Imja-Tse dan turun melalui jalur yang sama ketika naik. Sedangkan opsi rute yang lebih panjang melalui rute Gokyo - Cho La - Everest bc, dan mendaki Imja-Tse. Kelebihan dari rute yang lebih panjang ini adalah tubuh lebih teraklimatisasi, mengingat puncak Imja-Tse berada di ketinggian lebih dari 6000 meter dari permukaan laut.
Berikut adalah itinerari Everest base camp trek melalui Gokyo, dilanjutkan dengan pendakian puncak Imja-Tse (6189m)
Catatan: perjalanan dari Jakarta ke Kathmandu umumnya melakukan
stop-over-night di salah satu kota (Singapore, Bangkok, atau Kuala Lumpur),
meski sekarang sudah ada penerbangan yang memungkinkan tiba di hari yang sama.
7/10 Hari 0: Berangkat dari Indonesia dan stop-over di Singapore, Bangkok, atau Kuala Lumpur
8/10 Hari 1: tiba di Kathmandu
Usahakan agar memperoleh seat atau tempat duduk di sisi kanan pesawat, sehingga bisa melihat dan menikmati keindahan jajaran pegunungan Himalaya saat pesawat terbang diatas wilayah India, Nepal.
Sekitar siang atau sore tiba di Kathmandu, ibu kota Nepal, salah satu kota dunia yang sarat cagar budaya.unik. Sehabis check-in, waktu kemudian bisa
kita manfaatkan untuk jalan2 di kawasan turis Thamel, menikmati atmosfir
turisme atau eksplor lebih jauh ke area Boudhanath, Swayambounath, atau
muter-muter aja di Thamel mencari perlengkapan trekking, dan nongkrong
di cafe2 jalanan sekitaran Thamel.
9/10 Hari 2: Penerbangan ke Lukla - trek ke Phakding (2656m)
Penerbangan selama 45 menit dari Kathmandu ke Lukla, 2840m merupakan sebuah petualangan yang tak kan terlupakan, dengan pemandangan wilayah Everest dan berakhir dengan pendaratan mendebarkan di landas-pacu gunung yang curam yang merupakan landas-pacu paling berbahaya di dunia.
Pemandu dan porter akan bertemu dengan kita disini, setelah istirahat sejenak, kitapun memulai perjalanan trekking ke arah lembah Dudh Koshi ke arah desa Phakding. Hari pertama trekking ini merupakan “pemanasan”
dengan menempuh waktu selama 2-3jam untuk kemudian bermalam di desa ini.
10/10 Hari 3: Trek ke Namche (3450m)
Dari Phakding kita kembali menyeberangi sungai melalui jembatan gantung
(suspensi) yang tinggi menuju Monjo. Sepanjang trek adalah hutan
yang ditumbuhi magnolia, rhododendron dan cemara. Jika kita beruntung
pada tebing sisi atas sungai akan terlihat rusa dan Himalayan tahr.
Desa Monjo adalah pintu masuk ke Taman Nasional Sagarmatha, dimana
kita mendaftar serta membeli tiket masuk. Kemudian kita akan mulai
mendaki tanjakan yang curam untuk sampai di desa Namche. Jika langit
bersih, kita akan mendapatkan sekilas penampakan pertama gunung Everest.
Namche adalah desa perdagangan utama di area Khumbu, maka disebut
sebagai Namche Bazaar, bazaar yg artinya pasar.
Disini kita bisa santai, menikmati suasana, menghirup udara yang
sangat bersih sambil menikmati kopi, teh, kue2. Jalan2 mencari suvenir khas
para Sherpa yang datang dari Tibet.
11/10 Hari 4: Aklimatisasi Namche Bazaar (3450m)
Hari ini kita melakukan proses aklimatisasi, artinya penyesuaian diri
terhadap ketinggian. Hari ini akan banyak dihabiskan dengan
jalan2 naik-turun perbukitan di sekitar Namche.
Kita bisa jalan naik ke Shyangboche, 3780m dimana kita bisa melihat gunung Everest menyembul dengan jelas saat pagi, sangat indah.
Turun dari Syangboche bisa kita lanjut dengan santai mengunjungi
kedai kopi dan kue2, atau mengunjungi toko-toko suvenir.
12/10 Hari 5: Trek ke Dole (4050m)
Perjalanan melewati banyak Kharkas, pemukiman musim panas digunakan ketika Sherpa membawa kawanan yak untuk merumput di padang rumput di
dataran yang tinggi. Pandangan puncak Khumbila dan Tawachee (6.542 m) yang luar biasa, akan mewarnai perjalanan sepanjang hari.
Desa Dole menandai titik 4000 meter, dimana gejala penyakit
ketinggian atau AMS akan mulai terasa. Hal ini dikarenakan kadar oksigen
yang berkurang sebesar 30% dibandingkan dengan titik 0 meter, permukaan
laut.
13/10 Hari 6: Trek ke Machhermo (4410m)
Dari Dole trek naik ke Lharbama di 4220m dan lanjut naik ke 4360m di Luza.
Trek curam di sebagian besar tempat melalui semak juniper dan terus
menanjak ke Lhabarma. Trek akan terus menanjak sepanjang sisi lembah, naik tinggi di atas sungai deras, dan sampailah di desa Machhermo di 4410m.
Macchermo menandai “titik kritis” terkait penyakit ketinggian.
Umumnya gejala AMS akan semakin terasa seperti pusing, mual, muntah, dan kehilangan daya pikir. Di desa ini pula terdapat klinik HRA (Himalayan Rescue Association) yang lumayan lengkap dan memadai, jika gejala AMS sangat terasa, disarankan untuk tinggal di desa ini pada keesokan harinya, dan melakukan aklimatisasi.
14/10 Hari 7: Trek ke Gokyo (4750m)
Melewati Machhermo trek akan menanjak mendaki bukit, menyusuri gigir perbukitan dengan pandangan ke arah lembah di bawah puncak Kang Tega, gunung yang bentuknya mirip pelana kuda dan pandangan ke depan yang spektakuler ke arah puncak Cho Oyu (8.153 m) yang merupakan puncak tertinggi ke 6 di dunia.
Setelah melalui punggungan dan sungak gletser yang mengalir deras bergemuruh, sampailah pada lembah yang lebar. Kemudian trek turun ke
tepi sungai sebelum mulai menanjak lagi melalui moraine atau daerah berbatu pada lidah gletser Ngozumpa. Berjalan diatas moraine mengikuti aliran sungai, sampailah pada danau pertama, untuk kemudian lanjut dan sampai pada danau kedua, Longponga Tso 4690m.
Kemudian ditandai dengan banyaknya batu bertebaran sampailah di danau
ketiga yakni danau Gokyo Tso, yang sekaligus menandai sampainya di desa
Gokyo.
15/10 Hari 8: Mendaki Gokyo-Ri (5360m), trek ke Thangnag (4900m)
Pemandangan di wilayah Gokyo yang luar biasa, mewajibkan kita untuk melewatkan hari ini disekitaran Gokyo. Untuk pengalaman tak terlupakan, disarankan untuk mendaki Gokyo Ri (5360 m) start pada pukul 5 pagi. Sekitar 2-3 jam kita akan mencapai puncak Gokyo Ri dan disuguhkan panorama spektakuler puncak-puncak tertinggi di bumi : Cho Oyu, Gyachung Kang, Everest, Lhotse, Makalu, Cholatse dan Tawachee.
Bagi para fotografer dan trekker ini adalah spot yang paling sempurna untuk
mengabadikan puncak2 Himalaya yang akan menjadi berwarna keemasan saat bermandikan cahaya matahari. Sungguh sangat spektakuler dan bikin
kita merinding, mengingat kebesaranNya.
Turun dari Gokyo-Ri, kira2 setengah perjalanan antara danau pertama dan kedua akan ditemui trek yang mengarah ke timur menuju sisi lain dari area Everest yang dipisahkan oleh suatu celah (pass) atau La dalam bahasa Tibet. Berjalan sekitar 2-3 jam akan sampai ke desa kecil atau lebih tepatnya disebut sebagai “settlement” yang bernama Thangnag pada ketinggian hampir 5000m.
Disini gejala AMS akan dirasakan kembali, namun apabila tubuh telah
teraklimatisasi maka gejala yang dirasakan tidak akan terasa. Di tempat
diatas moraines atau lautan bebatuan ini kita beristirahat untuk
persiapan melintasi Cho La pada keesokan harinya.
16/10 Hari 9: Melintasi Cho La (5420m) menuju Dzongla (4843 m)
Hari ini mungkin hari yang paling panjang dan paling sulit menantang dari
keseluruhan trek. Meski melewati medan Cho La tidak terlalu sulit
dan secara teori tidak membutuhkan perlengkapan teknis seperti cakar-es
(crampon) maupun kapak-es (ice-axe), namun medan yang curam dan
mengharuskan beberapa kali melintasi persimpangan gletser di sisi timur
menyebabkan trek ini membutuhkan waktu sekitar 8-9 jam untuk melaluinya.
Setelah melintasi Cho La kita akan beristirahat di Dzongla yang memiliki pemandangan indah gunung2 Lobuche East, Ama Dablam, Tawachee dan Cholatse.
17/10 Hari 10: Trek Dzongla - Lobuche (4910m)
Turun menuju ke Tugla (4620m) mengarah ke Lobuche. Jalan menanjak melalui bebatuan moraines mengarah pada deretan monumen batu yang
menjadi peringatan atas enam sherpa yang tewas dalam longsoran salju saat
ekspedisi ski oleh tim Jepang pada 1970. Jalan sedikit menurun mengikuti
sisi barat lembah ke desa Lobuche. Rute berubah menjadi curam dan
berbatu besar saat melintasi beberapa medan moraines. Setelah tikungan
memutar suatu pincak bersalju berbentuk kerucut muncul dalam pandangan,
inilah puncak Pumori (7145m).
Sore hari sampai di Lobuche, bagi para fotografer ini adalah spot
yang paling sempurna untuk mengabadikan puncak2 Himalaya yang akan
menjadi berwarna keemasan saat bermandikan cahaya matahari menjelang
terbenam.
18/10 Hari 11 : Trek ke Gorak Shep, lalu ke EBC (5357m)
Untuk mencapai perhentian berikutnya, yakni puncak Kala Pattar, kita berjalan mengikuti gletser Khumbu. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi
pemandangan yang luar biasa dari fenomena alam di sekitarnya, terutama saat naik untuk menyeberangi gletser.
Saat berhenti untuk makan siang di Gorak Shep (5120m), kita boleh lanjut
untuk ke Everest base camp (5364m) yang membutuhkan waktu beberapa
jam, atau memilih santai menikmati suasana di ketinggian 5000m.
Menyadari saat ini kita sudah menjejakkan kaki di ketinggian 5000 meter! Dimana kadar oksigen berkurang, tersisa 55% dibandingkan dengan di permukaan laut.
Kita boleh juga memilih untuk santai, berjalan mengambil rute yang lebih tinggi untuk mendapatkan pemandangan spektakuler dari Khumbu Ice-fall dan rute pendakian Everest klasik sisi selatan, yang disebut sebagai South col.
19/10 Hari 12: mendaki Kala Pattar, kembali ke Lobuche
Pagi pagi sekali kita naik ke Kala Pattar (5545m) untuk memperoleh
apa yang menjadi tujuan utama dari trek ini, yakni sudut pandang terbaik di Himalaya ke arah sisi selatan gunung Everest. Dari puncak Kala Pattar kita dapat menyaksikan sisi selatan Everest yang spektakuler. Setelah berfoto2 ria, dengan latar belakan Everest, kita turun, menunggu saat makan siang, dan lanjut turun kembali ke Lobuche untuk bermalam.
20/10 Hari 13 : melintasi Kongma La (5535m) turun ke Chhukung
Melintasi Kongma La sekitar 8-9 jam bila cuaca cerah, lalu lanjut turun ke Chhukung dimana pemandu pendakian (climbing-guide) telah menunggu untuk melakukan persiapan bersama para pendaki. Kesiapan peralatan akan dicek kembali disini. Di Chhukung ini bermalam untuk keesokannya melanjutkan ke kemah-induk Imja-Tse.
21/10 Hari 14 : trek Chhukung, menuju kemah-induk Imja-Tse
Jalur menuju kemah-induk Imja_Tse diawali dengan menyusuri jalur ke arah selatah yang cukup curam kemudian belok ke arah sisi timur lembah. Kemudian jalur akan menyusuri sisi selatan dinding batuan moraines yang bersal dari gletser gunung Lhotse. Perjalanan berlanjut dengan menyusuri sungai menuju sebuah batu -besar, dimana sisi selatannya merupakan rute menuju Amphu Lapcha.
Menyeberangi Imja dan gletser Lhotse akan sampai pada lembah yang luas dan berada pada sisi tenggara puncak Imja-Tse. Malam ini lain dari biasanya karena bermalam di dalam tenda, bukan di penginapan.
22/10 Hari 15 : Menuju puncak Imja-Tse, turun kembali ke Chhukung.
Pagi-pagi sekali mulai mendaki bebatuan menuju gigir, dimana kemudian akan dilanjutkan dengan melipir gigir es menuju puncak Imja-Tse.
Pada bagian ini, para pendaki akan dipasang tali pengaman dan mendaki melalui beberapa celah-es (crevasse). Para pemandu telah memasang tali-tetap (fix-rope) yang akan membantu memudahkan pendakian. Pendakian salju, ke arah ice-slope dengan kemiringan 45-50 derajat dengan badan tertambat pada tali pengaman . Dari puncak ice-slope ini kira-kira berjarak 3 tali sepanjang gigiran tajam menuju puncak.
Setelah sampai dipuncak, melihat sekeliling, mengambil foto2, lalu turun kembali ke desa Chhukung.
23/10 Hari 16 : Turun ke Tengboche (3867m)
Dari Chhukung lanjut turun lagi mengikuti arah aliran sungai. Setelah
melintasi sungai naik kembali melalui hutan rhododendron untuk sampai
kembali ke Tengboche.
Waktu istirahat di Tengboche dapat dipergunakan untuk mengunjungi biara Tengboche dan melihat persiapan festival Mani-Rimdu.
24/10 Hari 17: Trek ke Namche (3450m)
Dari Tengboche kita lanjut terus mengikuti aliran Dudh Koshi untuk sampai kembali ke Namche.
25/10 Hari 18: Trek ke Lukla (2800m)
Trekking hari terakhir, dari Namche kita mengikuti aliran sungai Dudh Kosi
kembali ke Lukla. Malam ini malam terakhir di pegunungan Himalaya adalah
kesempatan yang ideal untuk pesta perpisahan dengan para guide dan
porter, di mana kita dapat bercengkerama, mencicipi makanan dan minuman
lokal, serta mencoba menari tarian para Sherpa dan melihat kembali pada
pengalaman trekking kita yang mengesankan.
26/10 Hari 19: Terbang ke Kathmandu
Setelah sarapan, kita akan menuju ke lapangan terbang untuk perjalanan kembali ke Kathmandu. Kemudian sampai di Kathmandu, kita masih memiliki waktu luang untuk mengeksplorasi Kathmandu nan eksotik.
27-28/10 : 2 hari cadangan
29/10 Hari 22: Meninggalkan Kathmandu
Kembali kita terbang meninggalkan Kathmandu serta keindahan dan pengalaman yang
mengesankan. Kali ini pilihlah tempat duduk di sebelah kiri lambung
pesawat, untuk memandang serta mengucapkan salam perpisahan
pada Himalaya nan permai.
30/10 Hari 23: sampai kembali di tanah air.
catatan :
semakin tinggi tempat, kondisi cuaca semakin tidak menentu. oleh karenanya perlu dipikirkan hari tambahan khusus apabila puncak Imja-Tse tidak dapat dicapai pada hari yang direncanakan, sehingga perlu diulang keesokan harinya.
untuk mendaki ke 6000 meter, diperlukan beberapa perlengkapan tambahan, khususnya perlengkapan untuk mendaki dan berjalan diatas medan es-keras, seperti kapak-es dan cakar-es.
pastikan juga tubuh terlindungi terhadap cuaca yang sangat dingin.
2 hari cadangan dapat dimanfaatkan antara lain untuk :
- tambahan hari di Kathmandu
- tambahan hari di Gokyo, atau hari cadangan di high-camp Imja-Tse
Tidak ada komentar: