Liburan 18 Hari Ke Nepal : Trekking Gokyo - Everest basecamp + Itinerary Trekking Yang Wajib Di Contek 2021 (Liburan Nepal)

Liburan 18 Hari Ke Nepal : Trekking Gokyo - Everest basecamp + Itinerary Trekking Yang Wajib Di Contek 2021


Untuk menyaksikan kemegahan Gunung Everest, selain menjalani rute klasik untuk mencapai kemah-induk, terdapat juga variasi rute yang lebih panjang dan lebih menantang, yaitu melalui rute Gokyo - Cho La - Everest bc.

 

Berikut adalah itinerary standar Everest base camp trek melalui Gokyo.

 

Catatan: perjalanan dari Jakarta ke Kathmandu umumnya melakukan

stop-over-night di salah satu kota (Singapore, Bangkok, atau Kuala Lumpur),

meski sekarang sudah ada penerbangan yang memungkinkan tiba di hari yang sama.

 

Hari 0: Berangkat dari Indonesia dan stop-over di Singapore, Bangkok, atau Kuala Lumpur

 

Hari 1: tiba di Kathmandu

 

Usahakan anda memperoleh seat atau tempat duduk di sisi kanan pesawat, sehingga bisa melihat  dan menikmati keindahan jajaran pegunungan Himalaya saat pesawat terbang diatas wilayah India, Nepal.

 

Sekitar siang atau sore tiba di Kathmandu, ibu kota Nepal, salah satu kota dunia yang sarat cagar budaya.unik. Sehabis check-in, waktu kemudian bisa kita manfaatkan untuk jalan2 di kawasan turis Thamel, menikmati atmosfir turisme atau eksplor lebih jauh ke area Boudhanath, Swayambounath, atau muter-muter aja di Thamel mencari perlengkapan trekking, dan nongkrong di cafe2 jalanan sekitaran Thamel.


Hari 2: Penerbangan ke Lukla - trek ke Phakding (2656m)

 

Penerbangan selama 45 menit dari Kathmandu ke Lukla, 2840m merupakan sebuah petualangan yang tak kan terlupakan,  dengan pemandangan wilayah Everest dan berakhir dengan pendaratan mendebarkan di landas-pacu gunung yang curam yang merupakan landas-pacu paling berbahaya di dunia.

 

Pemandu dan porter akan bertemu dengan kita disini, setelah istirahat sejenak, kitapun memulai perjalanan trekking ke arah lembah Dudh Koshi ke arah desa Phakding. Hari pertama trekking ini merupakan “pemanasan”

dengan menempuh waktu selama 2-3jam untuk kemudian bermalam di desa ini.


Hari 3: Trek ke Namche (3450m)

 

Dari Phakding kita kembali menyeberangi sungai melalui jembatan gantung (suspensi) yang tinggi menuju Monjo. Sepanjang trek adalah hutan yang ditumbuhi magnolia, rhododendron dan cemara. Jika kita beruntung pada tebing sisi atas sungai akan terlihat rusa dan Himalayan tahr.

Desa Monjo adalah pintu masuk ke Taman Nasional Sagarmatha, dimana

kita mendaftar serta membeli tiket masuk. Kemudian kita akan mulai mendaki tanjakan yang curam untuk sampai di desa Namche. Jika langit bersih, kita akan mendapatkan sekilas penampakan pertama gunung Everest. Namche adalah desa perdagangan utama di area Khumbu, maka disebut sebagai Namche Bazaar, bazaar yg artinya pasar.

Disini kita bisa santai, menikmati suasana, menghirup udara yang

sangat bersih sambil menikmati kopi, teh, kue2. Jalan2 mencari suvenir khas

para Sherpa yang datang dari Tibet.

 

Hari 4: Aklimatisasi Namche Bazaar (3450m)

 

Hari ini kita melakukan proses aklimatisasi, artinya penyesuaian diri terhadap ketinggian. Hari ini akan banyak dihabiskan dengan jalan2 naik-turun perbukitan di sekitar Namche.

Kita bisa jalan naik ke Shyangboche, 3780m dimana kita bisa melihat gunung Everest menyembul dengan jelas saat pagi, sangat indah.

Turun dari Syangboche bisa kita lanjut dengan santai mengunjungi

kedai kopi dan kue2, atau mengunjungi toko-toko suvenir. 


Hari 5: Trek ke Dole (4050m)

 

Perjalanan melewati banyak Kharkas, pemukiman musim panas digunakan ketika Sherpa membawa kawanan yak untuk merumput di padang rumput di

dataran yang tinggi. Pandangan puncak Khumbila dan Tawachee (6.542 m) yang luar biasa, akan mewarnai perjalanan sepanjang hari.

Desa Dole menandai titik 4000 meter, dimana gejala penyakit

ketinggian atau AMS akan mulai terasa. Hal ini dikarenakan kadar oksigen yang berkurang sebesar 30% dibandingkan dengan titik 0 meter, permukaan laut.

 

Hari 6: Trek ke Machhermo (4410m)

 

Dari Dole trek naik ke Lharbama di 4220m dan lanjut naik ke 4360m di Luza. Trek curam di sebagian besar tempat melalui semak juniper dan terus

menanjak ke Lhabarma. Trek akan terus menanjak sepanjang sisi lembah, naik tinggi di atas sungai deras, dan sampailah di desa Machhermo di 4410m.

Macchermo menandai “titik kritis” terkait penyakit ketinggian.

Umumnya gejala AMS akan semakin terasa seperti pusing, mual, muntah, dan kehilangan daya pikir.

Di desa ini pula terdapat klinik HRA (Himalayan Rescue Association) yang lumayan lengkap dan memadai, jika gejala AMS sangat terasa, disarankan

untuk tinggal di desa ini pada keesokan harinya, dan melakukan aklimatisasi.


Hari 7: Trek ke Gokyo (4750m)

 

Melewati  Machhermo trek akan menanjak mendaki bukit, menyusuri gigir perbukitan dengan pandangan ke arah lembah di bawah puncak Kang Tega, gunung yang bentuknya mirip pelana kuda dan pandangan ke depan yang spektakuler ke arah puncak Cho Oyu (8.153 m) yang merupakan puncak tertinggi ke 6 di dunia.

Setelah melalui punggungan dan sungak gletser yang mengalir deras bergemuruh, sampailah pada lembah yang lebar. Kemudian trek turun ke

tepi sungai sebelum mulai menanjak lagi melalui moraine atau daerah berbatu pada lidah gletser Ngozumpa. Berjalan diatas moraine mengikuti aliran sungai, sampailah pada danau pertama, untuk kemudian lanjut dan sampai pada danau kedua, Longponga Tso 4690m. Kemudian ditandai dengan banyaknya batu bertebaran sampailah di danau ketiga yakni danau Gokyo Tso, yang sekaligus menandai sampainya di desa Gokyo.

 

Hari 8: Mendaki Gokyo-Ri (5360m)

 

Pemandangan di wilayah Gokyo yang luar biasa, mewajibkan kita untuk melewatkan hari ini disekitaran Gokyo. Untuk pengalaman tak terlupakan, disarankan untuk mendaki Gokyo Ri (5360 m) start pada pukul 5 pagi. Sekitar 2-3 jam kita akan mencapai puncak Gokyo Ri  dan disuguhkan panorama spektakuler puncak-puncak tertinggi di bumi : Cho Oyu, Gyachung Kang, Everest, Lhotse, Makalu, Cholatse dan Tawachee.

 

Bagi para fotografer dan trekker ini adalah spot yang paling sempurna untuk mengabadikan puncak2 Himalaya yang akan menjadi berwarna keemasan saat bermandikan cahaya matahari. Sungguh sangat spektakuler dan bikin kita merinding, mengingat kebesaranNya.


Hari 9: Gokyo – Thangnag (4900m)

 

Kira2 setengah perjalanan antara danau pertama dan kedua akan ditemui trek yang mengarah ke timur menuju sisi lain dari area Everest yang dipisahkan oleh suatu celah (pass) atau La dalam bahasa Tibet. Berjalan sekitar 2-3 jam akan sampai ke desa kecil atau lebih tepatnya disebut sebagai “settlement” yang bernama Thangnag pada ketinggian hampir 5000m. Disini gejala AMS akan dirasakan kembali, namun apabila tubuh telah teraklimatisasi maka gejala yang dirasakan tidak akan terasa. Di tempat diatas moraines atau lautan bebatuan ini kita beristirahat untuk persiapan melintasi Cho La pada keesokan harinya.


Hari 10: Melintasi Cho La (5420m) menuju Dzongla (4843 m)

 

Hari ini mungkin hari yang paling panjang dan paling sulit menantang dari keseluruhan trek. Meski melewati medan Cho La tidak terlalu sulit dan secara teori tidak membutuhkan perlengkapan teknis seperti cakar-es (crampon)

maupun kapak-es (ice-axe), namun medan yang curam dan mengharuskan beberapa kali melintasi persimpangan gletser di sisi timur menyebabkan trek ini membutuhkan waktu sekitar 8-9 jam untuk melaluinya. Setelah melintasi Cho La kita akan beristirahat di Dzongla yang  memiliki pemandangan indah gunung2 Lobuche East, Ama Dablam, Tawachee dan Cholatse.


Hari 11: Trek Dzongla - Lobuche (4910m)

 

Turun menuju ke Tugla (4620m) mengarah ke Lobuche. Jalan menanjak melalui bebatuan moraines mengarah pada deretan monumen batu yang

menjadi peringatan atas enam sherpa yang tewas dalam longsoran salju saat

ekspedisi ski oleh tim Jepang pada 1970. Jalan sedikit menurun mengikuti sisi barat lembah ke desa Lobuche. Rute berubah menjadi curam dan berbatu besar saat melintasi beberapa medan moraines. Setelah tikungan memutar suatu pincak bersalju berbentuk kerucut muncul dalam pandangan, inilah puncak Pumori (7145m).

Sore hari sampai di Lobuche, bagi para fotografer ini adalah

spot yang paling sempurna untuk mengabadikan puncak2 Himalaya yang akan menjadi berwarna keemasan saat bermandikan cahaya matahari menjelang terbenam.


Hari 12 : Trek ke Gorak Shep, lalu ke  EBC (5357m)

 

Untuk mencapai perhentian berikutnya, yakni puncak Kala Pattar, kita berjalan mengikuti gletser Khumbu. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi

pemandangan yang luar biasa dari fenomena alam di sekitarnya, terutama saat naik untuk menyeberangi  gletser.

Saat berhenti untuk makan siang di Gorak Shep (5120m), kita boleh lanjut untuk ke Everest base camp (5364m) yang membutuhkan waktu beberapa

jam, atau memilih santai menikmati suasana di ketinggian 5000m.

 

Menyadari saat ini kita sudah menjejakkan kaki di ketinggian 5000 meter! Dimana kadar oksigen berkurang, tersisa 55% dibandingkan dengan di permukaan laut.

 

Kita boleh juga memilih untuk santai, jalan mengambil rute yang lebih tinggi untuk mendapatkan pemandangan spektakuler dari Khumbu Ice-fall dan rute pendakian Everest klasik sisi selatan, yang disebut sebagai South col.


Hari 13: mendaki Kala Pattar, lalu turun ke Dingboche (4410m)

 

Pagi pagi sekali kita naik ke Kala Pattar (5545m) untuk

memperoleh apa yang menjadi tujuan utama dari trek ini, yakni sudut pandang terbaik di Himalaya ke arah sisi selatan gunung Everest. Dari puncak Kala Pattar kita dapat menyaksikan sisi selatan Everest yang spektakuler. Setelah berfoto2 ria, dengan latar belakan Everest, kita turun, menunggu saat makan siang, dan lanjut turun ke Dingboche / Pheriche untuk bermalam.


Hari 14: Trek ke Namche (3450m)

 

Dari Dingboche kita lanjut turun lagi mengikuti arah aliran sungai. Setelah melintasi sungai naik kembali melalui hutan rhododendron untuk sampai kembali ke Tengboche. Dari Tengboche kita lanjut terus mengikuti aliran  Dudh Koshi untuk sampai kembali ke Namche.


Hari 15: Trek ke Lukla (2800m)

 

Trekking hari terakhir, dari Namche kita  mengikuti aliran sungai Dudh Kosi kembali ke Lukla. Malam ini malam terakhir di pegunungan Himalaya adalah kesempatan yang ideal untuk pesta perpisahan dengan para guide dan porter, di mana kita dapat bercengkerama, mencicipi makanan dan minuman lokal, serta mencoba menari tarian para Sherpa dan melihat kembali pada pengalaman trekking kita yang mengesankan.


Hari 16: Terbang ke Kathmandu

 

Setelah sarapan, kita akan menuju ke lapangan terbang untuk perjalanan kembali ke Kathmandu. Kemudian sampai di Kathmandu, kita masih memiliki waktu luang untuk mengeksplorasi Kathmandu nan eksotik.


Hari 17: Meninggalkan Kathmandu

 

Kembali kita terbang meninggalkan Kathmandu serta keindahan dan pengalaman yang mengesankan. Kali ini pilihlah tempat duduk di sebelah kiri lambung pesawat, untuk memandang serta mengucapkan salam perpisahan pada Himalaya nan permai.


Hari 18: sampai kembali di tanah air.    

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.